Mohon maaf karena saya sudah tidak aktif dalam dunia Blogging lagi, silahkan mampir ke http://eagle.team.cx

Daftar isi


 

Cerpen cinta

Ketika Coklat Menjadi Strobery

Dari kamar Rena di lantai dua, ia memandangi alam luar jendela yang mendung. Melihat taman komplek yang sepi. Tanpa seorangpun. Rena teringat seseorang, sesorang yang tak bisa dilupakanya, seseorang yang sangat berarti untuknya.
Rena menangis, teringat Jery, matan pacarnya yang pergi untuk selamanya. Cowok yang sangat dia sayangi, yang sangat ia cintai. Ia membuaka diari pinknya. Teringat saat itu, saat pertama ia mengenal Jery, sampai kenangan manis yang berhasil dicetak Jeri di otak Rena. Memang, kejadian itu telah dua tahun lamanya berlalu. Tapi, ita Rena samapai sekarang masih untuk Jery.

Pagi cerah tiba matahari senyum lucu pada alam indah pagi. Rena bersiap berangkat sekolah. Setelah ia sudah siap, Raka teman sekelasnya, telah menunggu di depan rumah Rena. Memang Raka dan Raka baru akrab akhir-akkhir ini. Raka tak merasakan getaran cinnta dari Rena, begitupula Rena, tak merasakan getar cinta yang sudah lama tak ia rasakan. Mereka hanya merasakan keakraban seorang teman sajah. Raka yang membonceng Rena menggunakan motor Kawasaki Ninja, melesat kesekolah. Hanya beberapa menit, mereka sudah sampai di sekolah. Kemudian mereka menelusuri koridor sekolah sampai akhirnya mereka sampai dikelas mereka.
Pelajaran pertama dan pelajaran kedua sudah berakhir. Oleh karena itu, Raka dan Rena sedang asyik menyantap bakso. Memang aneh, Raka suka sekali bakso tak seperti cowok lain. Ia sedikit kemayu, dan senang sekali ngobrol ngaler-ngidul. “Na, gimana? Udah ad pengganti Jery?” celetuk Raka. Rena yang sedang asyik melahap bakso langsung tersedak, “Lo kok ngomong gituh?”. Dan Rakapun menjawab dengan muka yang watados, “Nggak Cuma nanya ajach!”.

Pembicaraan mereka terus berlanjut, sampai akhirnya bel masuk menjadi akhir dari obrolan seru Raka dan Rena. Di kelas Rena memperhatikan Raka yang sedikit aneh. Tak seperti biasanya, ia smsan pada saat jam pelajaran. Rena tak ambil pusing. Ia berfikir mungkin Raka sedang smsan dengan pacarnya. Memang sich, Raka tidak pernah membicarakan tentang masalah pribadinya dengan Rena. Renapun tidak tertarik dengan Raka yang ia anggap sebagai adiknya itu.

Akhirnya sekolah berakhir. “Ka, gue duluan yach!” kata Rena meminta izin. Dengan santia Raka mengangguk-ngangukan kepalanya bertanda ya. Dengan riang Rena meninggalkan kelas, melewati korodor yang panjangnya minta ampun, dan, “Bruk!” Rena menabrak seseorang sampai ia terpental. “Maaf, nggak sengaja,” kata seseorang itu sembil mengulurkan tanganya. Rena masih menunduk, lalu Rena menatap lelaki yang menabraknya, ia tak berkedip sedikitpun. Memandangi ciptaan tuhan yang sangat ganteng itu. “Ukh…….. cool banget, ganteng lagi!” kata Rena dalam hati. Ia terkesiama. Ia merasakan lagi getaran yang sudah lama tidak ia rasakan. Getaran cinta hawa pada adam.

Sepanjang jalan pulang, Rena sangat senang. Sampai ia masuk ke kamarya dan landsung membantikan badan ke kasur empuknya. “Ukh……. Co sweer! Cowok itu cool banget,” Gumanya dalam hati. Rena berharap agar ia bisa melihat cowok iyu lagi besok.

* * *

Pagi ini Rena bangun dengan semangat. Setelah mandi, makan dan sedikit make up, kekeluar. Di luar sudah ada Raka. Rena terheran, tak seperti biasanya Raka membawa mobil. Tapi ia tak ambil pusing, tanpa berfikir panjang membuka pintu depan mobil. Ia membukanya perlahan. “Hi!” kata seorang cowok menyapa Rena. “Oh my god! Diakan cowok yang kemarin,” Guman Rena. “Hi! Gue di belakang ya?” kata Rena pada Raka. Dengan ketus Raka menjawab, “Iya!”. Lagi-lagi Rena terheran dengan sikap jealous Raka.

Setelah Rena masuk ke mobil Raka, Renapun angkat bicara, “Ka, lo kok bawa cowok ganteng nggk kasih tau gue?” Raka hanya cemberut. Tapi cowok disamping Raka menyahut, “Oh ya, Gue Arya!”. “Gue Rena,” Rena mengulurkan tanganya. Raya membalikan badanya dan berjabat tangan dengan Arya. Rena tak juga melepaskan jabatan tanganya. Ia terus memperhatikan wajah bersih Arya. Kehangatan tangan seorang cowok sejati yang lama tak Rena rasakan. “Akhm……” sahut Raka. Dengan otomatis Rena dan Arya melepaskan jabatan tangan itu.

Sesampainya di lapangan parkir sekolah, Rena dan Arya keluar mobil Honda Jazz itu. Sedangkan Raka, masih memarkirkan mobilnya. Rena dan Arya bebincang-bincang. Tenrnyata Arya adalah teman kecil Raka yang pidah ke SMA Bina Bangsa, sekolah Raka dan Rena. Rena tidak menanyakan mengapa ia pindah sekolah. Rena berfikir itu mungkin privacy. Mereka berjalan menulusuri koridor sekolah meninggalkan Raka di lapangan parkir.

Arya dan Rena berjalan menelusuri koridor, dengan dibumbui obrolan hangat Arya, rena terbuai dan lupa kalau kelasnya sudah terlewatinya. Sampai Arya menanyakan kelas Rena, “Na, lo kelas berapa? 2 IPA 3?” Rena hanya tersipu malu dan ia masih saja berjalan didampingi cowok keren yang baru dikenalnya.

Rena berhenti berjalan, ia melupakan sesuatu. Ia berusaha mengingatnya. Ia ingat, “Raka!” dengan secepat kilat Rena berlari menuju lapangan parkir. Akhirnya ia terhenti berlari, ketika melihat Raka sedang duduk di depan kelas. “Ka, sorry yach! Gue lupa, klo ada lo!” kata Rena meminta maaf. Raka menjawab dengan ketus,”Lo lupa sama gue? Cuma gara-gara Arya?”. Rena tersentak mendengar perkataan Raka.

Sepanjang pelajaran Rena memikirkan kejadian tadi pagi. Ia terus berfikir. Ia merasa Raka cemburu padanya yang langsungakrab dengan Arya. Tapi Rena berfikir lagi. Ia berharapa Raka bisa nerima itu. Bisa memnerima jika Rena lebih sua dengan Arya dari padanya. Lamunan Rena berakhir ketika jam pulang tiba. Rena keluar kelas, lagi-lagi dengan meninggalkan Raka. Ia berjalan menuju taman sekolah. Rena ingin menenangkan diri disana. Tapi sesampainya di taman belakang sekolah, Rena melihat Arya sedang berbicara dengan sseorang. Oh My God! Mereka berpelukan. Rena terus memperhatiakan Arya. Ia melihat raka sedang berpelukan mesra dengan seorang cowok. Cowok itu tidak asing bagi Rena. ia terus berfikir.

“Raka, Arya! Kalian sedang apa di sini?” Tanya Rena. Arya dan Raka berhasil meyakinkan Rena tentang kejadian yang baru saja ia lihat. Arya menjelaskan mereka sedang berlatih acting. Cukup aneh sich, tapi Rena menerima alas an itu. Merekanpun pulang bersama.

* * *


Kini Rena dan Arya sangat akrab, sampai akhirnya Arya mengajak Rena ngedATE. Rena sangat senang denga ajakan diner Arya. Mereka diner denga penuh keromantisan. Dan Arya mengajak Rena kesuatu tempat. Sesampainya disana, Rena sangat terkesima. Melihat gemerlap lamppu kota Kawali. Dengan perlahan Arya memegang tangan lembut Rena. Rena jadi salting. Mereka berhadapan. Arya mendekatkan bibir gagahnya ke bibir lembut Rena, dan mereka berciuman penuhcinta. Malam yang indah telah dilalui Rena. kini ia sudah bisa melupakan Jery. Cowok yang sudah mengocok isi hatinya.

Hari ini Raka tidak menjeputnya, terpaksa ia naik taxi, walau harus merogoh kocek dalam-dalam uang jajanya. Sesampainya di sekolah, Arya sudah menunggu Rena di depan kelas. Arya mengajak Rena ketaman belakang sekolah. Tanpa disadari Rena dan Arya, Raka mengikuti mereka. Rena dan Arya sudah sampai, sedangkan Raka mengintip mereka dari kejauhan.

Raka memperhatikan mereka yang sedang beromantisan ria. Sampai akhirnya kesabaran Raka sampai pada ambang batas. Ia muncul begitu saja dalam suasana mesra Rena dan Arya. Raka langsung angkat bicara.
“Bagus! Jadi ini teori coklat stroberi lo?” Tanya Raka pada Arya.

“Maksud lo drama kemarin,” Arya ngeles
“Cukup Ar, gue udah bosen sama penjelasan lo! Lo bilang, gue segalanya buat lo! Lo bilang lo cinta sejati gue! Tapi kenyataanya……” Raka menangis mengeluarkan air mata. Rena terheran dengan perkataan Raka.
“Jadi, itu rumus coklat stroberi lo?” kata Raka meninggikan suaranya.
“Ka, maksud lo apa?” Arya ngeles lagi.

“Cukup….. Cukup…….. Ar, sekarang lo bilang sama Rena, klo kita itu pacaran, kita udah pacaran dua tahun! Lo jangan ngeles lagi dech!” kata Raka membentak.
Renapun angkat bicara, “Oh, jadi lo Gay! Lo Cuma pengen keliatan cowok ajach di depan gue! Jadi semua kata-kata romantis lo, ciuman lo? Itu semua palsu? Semua hanya kedok kecoklatan lo? Kecoklatan yang lo piker bisa membungkus rapi stroberi lo! Dasar bajingan!”

“Plak!” Rena menampar Arya.
“Maafin gue ya, Na, gue emang coklat stroberi. Gue berusaha nyembunyiin jati diri gue. Gue gay! Gue berusaha nutupin kestroberian alias ke-gayan gue. Mungkin dengan ditutupin dengan kecoklatan atau kelelakian gue, gue bisa hidup normal kayak cowok lain. Tapi gue salah. Sekali lagi gue minta maaf!”. Rena semakin menangis mendengar pengakuan Arya. Ditambah lagi, Arya dan Raka berpelukan di depanya, mereka berciuman, perbuatan yang sangat menyayat hati Rena.
Arya dan Raka meninggalkan Rena sendirian. Rena menangis, masih tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Tamat

dikutip dari http://www.kemudian.com/






[+/-] Selengkapnya...

Komentar :

ada 0 komentar ke “Cerpen cinta”

Posting Komentar

Silahkan berkomentar !!